KIFARAT PERASAAN

Seperti dituturkan oleh Muhammad Nurul Banan di akun Facebooknya.

Keberlimpahan dan kebaikan Anda terkatung dalam perasaan hati orang lain.

Sering saya sampaikan, Aa Gym ketika banyak diberi rasa suka oleh hati para jamaahnya, rezekinya berlimpah-limpah, sampai-sampai Pondok Pesantren Darut Tauhid-nya dia sebut Darud Duit. Begitu dia poligami, banyak jamaah yang menarik rasa sukanya, dia kehilangan simpati rasa baik dari banyak jamaah, seketika omset rezekinya anjlok.

Mario Teguh juga demikian. Dia muncul sebagai motivator termahal di Indonesia ketika begitu banyak orang memberi rasa suka padanya, begitu dia dihantam kasus dengan Ario Kiswinar, anak kandungnya dari istri pertamanya, Mario Teguh mendapat rasa tidak disukai oleh masyarakat, seketika dia mengalami kerugian milyaran rupiah.

Acara di sebuah stasiun televisi cukup Anda beri rasa suka, tidak usah Anda iuran ke stasiun televisi tersebut, alam semesta segera mengirimkan limpahan rezeki ke stasiun televisi penayang. Bahkan Tukul Arwana menjadi selebriti terkaya di Indonesia hanya karena acara Bukan Empat Mata yang dipandunya banyak disukai penonton.

Itulah rasa hati, bahwa rasa hati orang lain berpengaruh akurat pada keberlimpahan dan kebaikan Anda. Rasa hati orang lain atas diri Anda adalah energi penarik kekayaan, keberuntungan, dan segala kebaikan Anda.

Jadi kebaikan dan keberlimpahan Anda terhubung akurat dan terkait erat di dalam rasa hati orang lain. Rasa suka dari orang lain untuk Anda membawa kebaikan dan keberlimpahan, sebaliknya rasa benci dari orang lain untuk Anda membawa kemelaratan dan paceklik.

Sebab ini Anda sangat perlu menjaga perasaan orang lain agar orang-orang di sekitar Anda senantiasa mengirimkam rasa sukanya kepada Anda.

Biasanya penyebab orang lain merasa tidak suka dengan Anda sebab kehadiran Anda di sisinya memang menyedot energi dirinya, tanpa ada timbal balik, tanpa ada pertukaran energi, bahasa lainnya Anda merepotkannya.

Tanya melulu, konsultasi melulu, sementara Anda tidak pernah memberikan pertukaran energi apapun pada konsultan yang Anda tanyai, tentu seikhlas-ikhlasnya orang akan merasa jenuh juga, apalagi sampai ditelepon berjam-jam hanya untuk mendengarkan masalah Anda.

Merintah melulu, tanpa Anda memberi upah. Minta traktir melulu tanpa sesekali Anda menraktir. Minta bantuan melulu tanpa sesekali ada timbal balik energi. Minta diberi gratis melulu, tanpa sesekali Anda membayar.

Intinya ketika Anda menyedot energi dari orang lain, tanpa memberikan pertukaran energi, saat itu perasaan hati orang lain merasa enek kepada Anda. Ketika dia merasa enek, apalagi sampai punya rasa jengkel, saat itu keberlimpahan dan keberuntungan Anda ada yang diblokir oleh alam semesta.

Ketika Anda merasakan itu, merasa ada orang lain yang enek pada Anda, segera segarkan energinya, beri dia pertukaran energi agar perasaannya pulih kepada Anda.

Contoh diri saya. Bulan lalu saya pulang kampung. Saya butuh dukun pijat untuk mengurut anak saya. Ternyata ibu saya menyuruh kakak sepupu saya untuk memanggilkan tukang pijat.

Saat dia disuruh memanggil tukang pijat, kakak sepupu masih enjoy perasaannya, dia terlihat frash menolong. Tapi saya kelepasan, ketika dia pamit pulang, saya masih minta dia mampir ke rumah seseorang, menyampaikan titipan saya. Saat itu perasaan saya menangkap ada ganjalan di hatinya, dia merasa sudah diperintah berlebih oleh saya. Esoknya, sebelum saya pulang ke rumah, saya beli rokok 2 bungkus, saya titipkan untuknya.

Maksud saya memberi rokok pada kakak sepupu agar terjadi pertukaran energi, perasaan baiknya kepada saya yang telah saya ambil agar bisa pulih kembali.

Jadi ketika Anda merasa mengambil perasaan baik dari orang lain, Anda merasa merepotkannya, merasa menyedot energi dari orang lain, segera lakukan bayar tunai. Dengan jalan apapun, bayarlah kifaratnya tunai, syukur lebih banyak dari kerugian energinya yang Anda sedot. Tentu dengan melihat situasi dan kondisi, apakah cukup minta maaf, ataukah harus memberi "bebungah", semuanya bisa Anda ukur sendiri.

Kenapa penting memberikan pertukaran energi ketika Anda menyedot energi dari orang lain, sebab perasaan hati orang lain pada Anda berpengaruh akurat pada keberlimpahan dan keberuntungan Anda, sebagaimana contoh Aa Gym dan Mario Teguh di atas.

Jadi untuk beruntung dan berlimpah, pastikan di sekitar Anda tidak ada orang-orang yang sedang merasa enek karena diserap energinya oleh Anda.

Banyak orang naik motor pakai knalpot soak yang suara knalpotnya bikin bising orang, banyak yang memutar musik keras-keras sampai bikin tetangga budek, banyak yang masih suka ghashab (memakai barang orang lain dengan maksud dikembalikan tapi tanpa ijin), kelakuan-kelakuan tersebut adalah kelakuan bikin enek perasaan hati orang lain. Jangan dikira kelakuan-kelakuan tersebut tidak memelaratkan Anda, ketika perasaan hati orang lain sampai tidak ridha dengan Anda, saat itu alam semesta mencegah dirinya untuk memberi keberlimpahan pada Anda.

Di atas baru di wilayah "bikin enek" orang lain sudah berpengaruh akurat pada keberlimpahan dan keberuntungan Anda, nah lebih parah dan lebih tragis lagi kalau sampai "menyakiti hati" orang lain. Di wilayah "menyakiti hati" jelas efek melaratnya sangat lebih tragis.

Banyak orang yang kerja otot dan pikiran dari pagi sampai malam, rezekinya tetap kemerungsung, duitnya tidak juga bertambah baik. Ya jelas kemerungsung, pagi sampai malam kerja, tapi tidak henti-hentinya mengolok-olok orang lain, tidak henti-hentinya ghibah atas orang lain, mencaci-maki, merendahkan, dan lain-lain.

Ingat ya, perasaan orang lain itu sangat akurat mendongkrak keberuntungan dan kesialan Anda, pastikan bahwa di sekeliling Anda tidak ada orang-orang yang Anda sedot energinya. Bila ada, mintalah maaf, untuk memastikan energinya pulih bayarlah dengan kifarat tunai agar dia fresh kembali perasaannya.

Dan jalan yang paling tepat untuk mendapatkan perasaan baik dari orang lain, maka jadilah Anda energi pelimpah bagi orang lain di setiap kehadiran Anda. Misal bertemu saudara bagi-bagi duit, bertemu teman bagi-bagi rokok, dan selalu letakkan tangan Anda di atas tangan orang lain, jangan di bawah.[]