6 Kebiasaan Gokil Artis Indonesia Artis Indonesia pasti ganteng, menarik, tampan dan cantik..Apakah Itu Membuat Sempurna ? Atau malah mereka itu mempunyai kebiasaan yang aneh ato jorok ? mhmhmh Nich sedikit bocoran mengenai artis kita..heeeee 1. Meriam bellina Kalau lagi santai ( lagi break syuting ) sambil isi TTS suka gigit-gigit kuku.. 2. Aji Notonegoro Setiap makan dia selalu congkel-congkel giginya pake tusuk gigi ( masak pake linggis ) habis dia nyongkel-nyongkel terus tuch tusuk gigi dicium-cium..dia paling suka cium jigongnya..katanya enak bau pepaya. 3. Ari wibowo Kalau habis makan selalu minum air, dikumur-kumur terus ditelan... 4. Marshanda Kalau lagi santai suka melintir-melintir rambutnya .. terus suka ngebersihin kuping pake cutton terus disimpen didompetnya.( kalo gitu duitnya marshanda banyak tahi kuping dong kekekek ) 5. Tomy kurniawan Kalau lagi ngobrol santai ama kru-kr
Sejarah kepahlawanan tidaklah ditulis dengan mulus. Para pahlawan Mukmin sejati tidak selalu menghadapi situasi dan peristiwa yang mereka inginkan. Kita mungkin akan lebih kuat apabila situasi dan peristiwa yang tidak kita inginkan itu sudah kita duga sebelumnya, sehingga ada waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi. Akan tetapi, apa yang akan dilakukan para pahlawan mukin sejati apabila mereka menghadapi situasi dan peristiwa yang tidak mereka inginkan dan tanpa mereka duga sebelumnya? Ini jelas berbeda dengan situasi sebelumnya. Di sana kita mempunyai waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi,tetapi di sini kita tidak mempunyai waktu itu. Di sana secara psikologis kita akan lebih siap, tetapi di sini kita tidak terlalu siap. Namun, saat-saat seperti ini akan selalu terulang dalam kehidupan para pahlawan mukimin sejati. Saat-saat seperti ini merupakan saat yang paling rumit dalam hidup mereka. Dan inilah salah satu momentum kepahlawan dalam hidup mereka.
Anis Matta adalah sosok unik dalam PKS. Sosok yang dalam hal gelar akademis biasa-biasa saja, namun memiliki peran yang tidak sedikit untuk partai yang mayoritas pengurusnya sarjana ini. Sebagai figur pimpinan, Anis tampak tidak sepi dari penolakan maupun penerimaan. Bagi yang tidak menyukainya, Anis Matta adalah sebuah duri dalam daging yang menghadirkan kebingungan dan ketidakjelasan jati diri. Pandangannya yang terlalu maju, untuk sebuah gerakan yang percaya pada mihwar (tahapan), memaksa sebagian kader untuk memahaminya secara tertatih-tatih, dan meninggalkannya yang akhirnya menyerah dalam marah. Anis bagi mereka tak lain adalah ikon kepasrahan atas pragmatisme politik dan duniawi. Sementara bagi yang bersimpati melihatnya sebagai seorang sosok yang inspiratif. Gaya bicaranya yang retorik, berisikan logika politik modern dan sikap yang tidak ”distingtif pendakwah” memberi warna tersendiri. Hasil paksa diri untuk mau belajar dan bersikap inklusif itu membuka
Komentar
Posting Komentar