TA'ARUFKU



Menikah adalah bagian dari frasa kehidupan sobat. Allah mensyari'atkan nikah bagi pria dan wanita yang sudah mampu. Baik secara lahir maupun batin. Kewenangan orang tualah untuk mencarikan putrinya seorang pria yang baik, baik dari hartanya, keturunannya, kecantikannya maupun agamanya.  Orang tua dalam hal ini adalah orang yang melahirkan kita, ataupun orang tua yang secara biologis pun kita gak ada hubungan.




Dalam organisasi yang saya ikuti, guru ngaji-pun bisa saja mencarikan kami ikhwan untuk di- ta'arufkan.  Dan ikhwan pun diperbolehkan untuk memilih calon yang diharapkannya, sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Memasang kriteria boleh kan, karena kita berpijak pada pijakan ideal, terlepas dilapangan nanti akan ada penyesuaian, itu semestinya juga menjadi bahan pertimbangan baik bagi si akhwat maupun bagi ikhwannya sendiri.

Kadangkala keinginan ikhwan tidak bisa juga dipenuhi seluruhnya, tentang kriteria yang sudah dibuatnya. Bisa saja hanya 50% saja yang terpenuhi. Bahkan malah dikasih yang berlawanan dari yang diminta. Disini sisi manusiawi ikhwan dan akhwat akan diuji.. hehe.. karena calon jodoh yang mereka harapkan tidak sesuai dengan harapan. Maka ikhwan dan akhwat yang sholeh dan sholehah, pastilah hanya mengharapkan ridho Allah semata dalam memutuskan perkara ini.

Begitupun saya.. syaaahh... Akhwat memang penuh dilema ya sodara.. Jodoh itu dinanti dan dicari.. tapi ketika dia tak kunjung hadir, hati ini jadi ketar ketir, meragukan kembali mana yang dinamakan keadilan bagi diri. Ketika dia datang, alangkah baiknya kalau yang dipake adalah kesiapan iman, bukan manusiawi semata. Saya, ketika proposal ikhwan itu hadir, kondisi hati sedang dalam full tsiqoh kepada guru ngaji..harapannya semoga inilah yang terbaik buat diri, yang tentu saja sangat tidak sempurna ini.

Banyak khawatir malah menyelimuti, ketika harus melangkah kejenjang pernikahan. Khawatir kalau kita tidak akan bisa menjadi permata terbaik bagi suami nantinya, khawatir kalau nanti akan ada penolakan dari keluarga ikhwan terhadap diri, khawatir kalau ini.. khawatir kalau itu.. dan berjuta khawatir lainnya... Karena itulah yang selama ini pernah terjadi disekitarku, di lingkunganku, diteman-temanku.. Maka istokhoroh adalah jalan terbaik.. untuk menghasilkan keputusan yang baik pula. Berbekal tsiqoh dengan guru dan jama'ah, maka aku siap melangkah.

Ta'aruf pun terjadi. aku di telpon untuk pergi rapat, tapi sebelumnya akan ada agenda lain. TA'ARUF.. "Sudah siapkan? Kalo sudah pernah memberikan biodata, bearti sudah siap kapanpun waktunya..." kata guru ngajiku.  "Iyya tapi gak gini juga kali.. biodata ikhwan saja belum kudapatkan.." fikirku.." Iyya mi, yang penting ikhwannya berkacamata kan?" kataku dengan nada main-main.. Aku selama ini suka menjawab asal ketika ditanya kriteria calon suami idaman menurutku.. selalu kujawab berkacamata, selain karena memang belum punya ide, dan malu untuk memasang kriteria, juga karena intinya aku suka melihat orang berkacamata. Dah itu ajah alasannya..

Alhasil ta'aruf pun terjadi. Dua orang didampingi guru ngajinya masing-masing, sebelumnya tak mengenal satu sama lain, calon suamiku (saat itu) sangat asing bagiku. Bukan orang yang kubayangkan ketika aku mendengar namanya dari guru ngajiku.. Ternyata aku salah orang.. haha.. jadi malu sendiri.. Yang ini lebih cute.. huss.. Gaya nya saja berani, menatappun aku tak mampu.. he.. hanya melihat dari bayangan kaca meja kantor ruangan itu. Ikhwan ini terlalu 'rapi' bagiku, ikhwan ini terlalu 'bersih' bagiku, bingung menerpa, apa mau diteruskan atau tidak.

Setelah pembicaraan yang cukup lama, akhirnya sampailah ku pada satu keputusan. Selama ibunya menerimaku, maka aku akan terus melanjutkan proses ini, asal ibuku juga menerima. Karena aku tahu ibuku, aku tau saudaraku, aku tau keluarga besarku. Mereka juga tau apa mauku, kalo sampai waktuku untuk menikah. Mereka memahami prinsip pernikahan islami yang kupakai selama ini. Dan intinya, keluarga ikhwan tidak masalah. Dan pernikahan pun langsung dijadwalkan pada hari itu.. MasyaAlloh.. Kalau Allah berkehendak, semua akan terjadi dengan begitu cepatnya.
Karena prinsip menikah itu bukan hanya menyatukan dua pribadi, tapi juga dua keluarga. Keluarga besar malah..

Nanti deh aku lanjutkan lagi cerita tentang persiapan pernikahannya, karena ternyata memang setiap pengantin akan ada tangis-tangisannya.. he.. lebay dikit.. Udah dulu dah ceritanya.. nanti kita lanjut lagi ke next episode..

Semoga bermanfaat.. bukan hanya bacaan belaka..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata ini kebiasaan jorok para artis...

Seni Ketidakmungkinan

PKS SETELAH KEPEMIMPINAN ANIS MATTA