Iko "A" Iko "BA"....






Anak adalah anugerah-Nya, anugerah amat bernilai...
Tapi ia harus dikasihi, disayangi, di didik sesuai usia...

Semua sepakat kan??? Iyalah... Dimana-mana anak itu cerminan orang tua, itu kerasa sekali setelah kita punya anak. Kemaren-kemaren mungkin kita berfikir itu hanya jargon, kata-kata yang emang udah ada sejak dulu...


Eh, kalo sudah punya anak ternyata serrruuu!! Ketika mereka bilang kata-kata yang menurut kita aneh, salah penempatan, jadi arti dan maknanya juga ikut salah, tapi cara pengucapannya benar..kita bingung mau ngapain??? marahkah? ketawa? atau ngapain?


Misalnya nih, Izzah sering sekali menuruti kata-kata yang berseliweran di telinganya, gak tahu dari siapa saja, tapi ketika dia menangkap kata-kata itu, maka sadar atau gak, suatu ketika pasti diulanginya lagi dengan muatan yang berbeda.


Suatu kali, ada kakak sepupunya datang ke rumah dan cerita-ceriti...??... Cerita tentang kakaknya yang kecapekan sehingga tidak bisa membantu dalam pekerjaan rumah... Dia sadar sepenuhnya kalo masing-masing sudah capek dengan rutinitasnya masing-masing, jadi ketika dimintai tolong, agak sulit yaa sebenarnya gak nolong juga gakpapa, tapi cukup berwajah atau tutur kata manis sedikit kan bisa??... Sehingga terlontarlah kata "Woi..aku-kan juga pengen hidup" (maksudnya kali: jadi kasih waktu sebentar dong buat aku istirahat).


Izzah kayaknya menyimak benar obrolan itu..

Keesokan harinya, Izzah lagi ribut-ribut sama Zaki, ribut rebutan mainan. "Inikan punya kakak dek..!!" teriak Izzah. "Kan nyo Aki!! " (Bukan, ini punya Zaki!!) teriak Zaki gak salah serunya dan Zaki lah yang memenangkan perebutan mainan.. Akhirnya Izzah yang memang punya hobi ngedumel, mulailah "dumelannya". "Ki, inikan punyo kakak, punyo Zaki itu naa.. adooo.. ki tolonglah ki...Ya Allah, Ki..Ki kau ni...kakak ni nak idup jugo Ki...!" Gubrakkk... kami kaget mendengar itu.. sampai bingung mau ngapain? marah? hadeeeuuuh...


Kalo Zaki lain lagi, hari ini kami belajar membaca Iqro, seperti biasa, kalo setelah Sholat Maghrib, Izzah kami ajak belajar membaca Al Qur'an, memakai buku Iqro. Zaki memang belum terlalu diajak, cukup jadi penonton dulu, tidak untuk dipaksakan, tapi berusaha untuk membiasakan..


Setelah giliran Izzah membaca, sepertinya Zaki mulai tertarik membaca, akhirnya dia juga minta giliran membaca. Luar biasanya, Zaki sudah faham dan bisa membedakan huruf "Alif" dengan huruf "Ba". Ketika saya minta dia untuk mengulangi "Ayo Ki, ini apo?". Zaki pun menjawab "Iko A, iko Ba...". Dan jawabannya tepat, yang jadi pertanyaan, kenapa dia menjawabnya pakai bahasa Tanjung Batu? (bahasa dusun kami)..


Setelah diingat-ingat..oh iya..ternyata waktu Umaknda menginap di rumah, Umak memang pernah mengajarkan dia mengaji Iqro.. Pantesss bahasanya jadi langsung split pindah bahasa, dari bahasa Palembang langsung ke bahasa Tanjung Batu. Itu membuktikan bahwa daya 'recall' anak terhadap informasi yang pernah didapatnya sangat cepat, membuktikan juga bahwa apa yang kita sampaikan kepada mereka, langsung ataupun tidak langsung, pasti mengena atau di dengar oleh mereka.


Hanya aplikasinya yang agak ditambah sedikit kreatifitas dari mereka.. So, orang tua, siapa pun, harus lebih berhati-hati dalam memperkenalkan kata-kata kepada anak-anak. Syukur-syukur kalau yang disampaikan itu baik, kalau yang disampaikan seperti omongan Izzah tadi bagaimana???


Atau kalau ada anak yang pulang kerumah dengan oleh-oleh "junk-word" (istilah saya sendiri lho...gak boleh protes), yang kita anggap gak pantas. Jangan lantas langsung memarahi mereka, karena belum tentu juga dia ngerti apa arti kata tersebut, kadang walaupun dia mengerti artinya, tapi kadang mereka tidak bersungguh-sungguh mengatakannya... So, be careful, Okay?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata ini kebiasaan jorok para artis...

Seni Ketidakmungkinan

PKS SETELAH KEPEMIMPINAN ANIS MATTA